Diklat UKG di Bone: Disdik Sulsel Tegaskan Peran Guru Agama Bentuk Karakter Bangsa.

Diklat UKG di Bone: Disdik Sulsel Tegaskan Peran Guru Agama Bentuk Karakter Bangsa.

Bone – Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan melalui Cabang Dinas Wilayah 3 Bone menyelenggarakan Diklat Persiapan Uji Kompetensi Guru (UKG) bagi Guru Agama di Kabupaten Bone, Sabtu (30/8/2025). Kegiatan ini diikuti sekitar 200 guru agama SMA/SMK dari  Kabupaten Bone, Soppeng, dan Wajo, yang masuk dalam cakupan Cabdin Wilayah 3. Fokus kegiatan adalah membekali para pendidik menghadapi UKG sekaligus memperkuat peran mereka dalam membangun karakter peserta didik.

 

Ketua Tim PAI Kemenag Provinsi Sulsel bidang Pendidikan SMA/SMK, Drs. H. Muhammad Qasim, M.Pd., menekankan pentingnya peran guru agama sebagai teladan akhlak di tengah tantangan moral generasi muda saat ini.

“Kami memandang kegiatan ini sangat strategis. Penguatan kompetensi guru agama harus melibatkan semua pihak. Guru agama harus menjadi teladan akhlak, sehingga pembinaan karakter bukan hanya teori, tapi diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Hal ini penting agar para pendidik maupun peserta didik tidak terjerumus pada perbuatan asusila atau pelanggaran moral lainnya. Di era keterbukaan informasi, penguatan akhlak dan literasi keagamaan menjadi benteng utama melawan degradasi moral,” tegas H. Muhammad Qasim.

 

Kasi SMA Cabdin Wilayah 3 Bone, Dr Zhabiel Zakaria, S.Pd, M.Pd menambahkan bahwa guru agama adalah garda terdepan dalam membentuk generasi emas 2045 yang berkarakter kuat.

“Guru agama merupakan pilar pembentukan karakter bangsa. Melalui UKG ini kita ingin memastikan guru tidak hanya lulus ujian kompetensi, tetapi juga mampu menanamkan nilai kebangsaan, toleransi, dan moderasi beragama. Tantangan saat ini bukan lagi sekadar akademik, tapi juga bagaimana sekolah menjadi ruang yang aman dari intoleransi, perundungan, hingga penyalahgunaan teknologi digital,” ungkap Zhabiel.

 

Sementara itu, narasumber Muzakkir, S.Pd., M.Pd., mengingatkan pentingnya kesiapan guru menghadapi era kecerdasan buatan (AI) dan derasnya arus informasi.

“Guru harus siap dengan tantangan zaman. UKG ini momentum untuk membuktikan kualitas, tidak hanya menguasai substansi keilmuan tapi juga cakap menggunakan teknologi digital. Di tengah derasnya informasi di media sosial, guru agama dituntut menjadi filter, menyampaikan ajaran yang menyejukkan serta menanamkan nilai moderasi. Kalau guru bisa adaptif, maka siswa tidak akan mudah terjebak hoaks, radikalisme, maupun perilaku menyimpang,” jelas Muzakkir.

 

Melalui kegiatan ini, Disdik Sulsel bersama Kemenag berharap sekitar 200 guru agama dari Bone, Soppeng, dan Wajo tidak hanya siap menghadapi UKG, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan yang menjaga martabat pendidikan, menanamkan nilai kebajikan, serta membimbing siswa agar berkarakter kuat di tengah dinamika zaman. (Yuyun)